STUDI KASUS PENGELOLAAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN INTERVENSI BATUK EFEKTIF DI DESA MENTOSARI
Keywords:
bersihan jalan nafas, tuberkulosis paru, intervensi batuk efektifAbstract
Tuberculosis merupakan masalah kesehatan besar di dunia. Dalam 20 tahun World Health Organitation (WHO) dengan negara - negara yang bergabung di dalamnya mengupayakan untuk mengurangi TB paru. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi mebular oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Sumber penularannya yaitu pasien TB atau BTA positif melalui percik renik dahak yang di keluarkannya. Penyakit ini apabila tidak segera di obati atau pengobatanya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian (Kementerian Kesehatan RI, 2015)
Downloads
References
Alwi I, S. S. (2015). Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Andra, S. W., & Yessie, M. P. (2013).tentang penyakit dalam Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
BPS Kabupaten Kendal (. (2015). Profil Kesehatan Kendal 2016. Kendal: Dinas kesehatan kabupaten Kendal.
Chandra B, (2012). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Danusantoso, Halim. (2016). BukuSakuIlmuPenyakitParu. Ed.2. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkolosis. Jakarta 2010.
DepKes Prov. Jateng (2016).Profil Daerah Jawa Tengah 2012. Semarang: Badan perencanaan Daerah Jakarta 2010
Kapuk,( 2012) . http://www.kapuk.com/Standar operasional prosedur Batuk Efektif.html.
Karyanto Rahmad, Laili Nurul. (2011). Pelaksanaan Batuk Efektif Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puhjarak Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol.9 No.1 Juni 2018
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Survei Prevalensi Tuberkulosis 2013-2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Linda, yusniani(2019) pengaruh batuk efektif terhadap sputum pada pasien tuberkuosis paru .tanjung pinang
Mawardi MI. (2011). Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah Apa Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Usia Dewasa” [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro.
Mutaqin, Arif, (2008) Buku Ajar Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Salemba Medika. Jakara.
NANDA International. 2015. Diagnosa Keperawatan Defisit dan Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Alih Bahasa: Budi Ana Keliat, dkk. Jakarta: EGC.
Nizar, Muhamad. (2010. Pemberantasan dan Penanggulangan Tuberkulosis. Yogyakarta: penerbit Gosyen Publising.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Noveyani, A. E., & Martini, S. (2014). Evaluasi Program Pengendalian Tuberkulosis Paru dengan Strategi DOTS di Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2(2), 251-262.
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
NY, R. (2012). Hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup pada penderita tuberkulosis (TB paru) di balai pengobatan penyakit paru. Jurnal salemba (2010)
Pranowo. (2012).Efektifitas Batuk Efektif dalam pengeluaran sputum untuk penemuan BTA pada pasien Tb paru. Kudus : 2012
Rusnoto, R. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tb parupada usia dewasa (Studi kasus di balai pencegahan dan pengobatan penyakit paru Pati). Jurnal Epidemiologi.
Sejati, A., & Sofiana, L. (2015). Faktor-faktor terjadinya tuberkulosis. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 122-128.
Sianturi, R. (2013). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Tb Paru (Studi Kasus Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (Bkpm) Semarang Tahun 2013) (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Simbolon, D. (2007). Faktor risiko tuberculosis paru di Kabupaten Rejang Lebong. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 2(3), 112-119.
Somantri, (2008) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Salemba Medika. Jakarta.Tuberkulosis Indonesia, 8, 7–11.
Tirtana, B. T., & Musrichan, M. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan pada pasien tuberkulosis paru dengan resistensi obat tuberkulosis di wilayah Jawa Tengah (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
Wikurendra, E. A. (2019). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tb Paru Dan Upaya Penanggulangannya.
Wim de Jong et al.( 2005). Buku Ajar Ilmu Bedah.EGC : Jakarta
World Health Organization (2011).Tuberculosis paru2009.Jakarta :Salemba Medika
World Health Organization (2011). Tuberculosis paru 2009.Jakarta :Salemba Medika
Downloads
Published
How to Cite
License
Copyright (c) 2021 Repository STIKES Muhammadiyah Kendal

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.